Senin, 24 November 2014

ETIOLOGI PENYAKIT TBC

HAPSAH
NIM NH0513035
ETIOLOGI
Penyakit TBC atau TB (Tuberculosis) mungkin kita sering mendengar tentang penyakit ini. Apa penyakit TBC itu ? Apa tanda-tanda awal serta ciri-ciri (gejala) yang biasa menjadi penyebab penyakit TBC ini ? Pengertian penyakit TBC adalah salah satu jenis penyakit infeksi yang bersifat menular biasa menyerang saluran pernafasan atau paru-paru, penyebabnya adalah bakteri Mycobacterium tuberculosis. Di dunia, penyakit TBC merupakan penyakit penyebab kematian kedua setelah HIV/AIDS. Menurut data dari organisasi kesehatan dunia (WHO) pada tahun 2011 diperkirakan terdapat 8,7 orang yang terinfeksi TBC dan ada sekitar 1,4 penderita TBC diantaranya mengalami kematian. Kasus ini 95% lebih banyak terjadi di negara-negara yang berpenghasilan rendah dan menengah.
Menurut data dari BKKBN, penyakit infeksi TBC (Tuberculosis) di Indonesia kasusnya masih sangat tinggi yaitu terdapat 450 ribu kasus TBC setiap tahunnya dan dari jumlah penderita tsb ada sekitar 65 ribu orang meninggal. Wah..serem banget yah ?!. Di indonesia penyakit TBC adalah penyakit penyebab kematian ke-4 setelah stroke, diabetes, dan hipertensi, dan ini terjadi di perkotaan. Berbeda dengan kasus yang terjadi di kota, penyakit TBC di pedesaan merupakan penyakit penyebab kematian ke-2 setelah stroke. Penanggulangan penyalit TBC paru-paru merupakan menjadi tugas pemerintah dan masyarakat dalam upaya penanganan, pengobatan, penyembuhan, dan pencegahan penularan (penyebaran) infeksi bakteri yang lebih luas di masyarakat.

Penyebab Penyakit TBC Paru-paru

Penyebab penyakit TBC adalah diakibatkan adanya infeksi dari kuman (bakteri) yang bernama Mycobacterium tuberculosis dan biasanya menyerang paru-paru. Selain itu bakteri penyebab TBC ini juga menyerang organ tubuh lainnya seperti kelenjar getah bening, usus, ginjal, kandungan, tulang, bahkan bisa menyerang otak. Penyakit TBC adalah jenis penyakit yang mudah menular, media penularannya bisa melalui cairan di dalam saluran nafas yang keluar ketika penderita batuk atau bersin kemudian terhirup oleh orang lain yang berada di lingkungan sekitar penderita TBC tsb.
Virus TuberkulosisBakteri penyebab TBC akan tertidur dan tidak akan menyerang terhadap orang yang mempunyai tubuh sehat dengan asupan gizi cukup dan daya tahan tubuh yang baik. Bakteri TBC lebih mudah menular dan menyerang terhadap orang-orang yang mengalami kekurangan gizi dan daya tahan tubuh yang buruk. TBC bisa juga menginfeksi orang yang tinggal di lingkungan dengan udara buruk dan mengandung banyak kuman TBC. Gizi buruk dan lingkungan yang buruk bisa menyebabkan kuman (bakteri) TBC yang tertidur pulas di dalam tubuh menjadi aktif.
Serangan infeksi kuman TBC seringkali muncul tanpa disertai tanda-tanda atau gejala khas apapun, biasanya indikasi yang muncul cuma batuk-batuk ringan dan hali ini sering dianggap remeh dan tidak dihiraukan oleh calon penderita. Seorang penderita infeksi TBC paru-paru dapat dengan mudah menularkan kuman (bakteri) TBC kepada orang lain di lingkungan sekitarnya baik itu di rumah, sekolah atau tempat kerja (kantor). Jika sudah menjadi kuman yang aktif di dalam tubuh, kuman TBC akan terus merusak jaringan paru-paru hinggga menimbulkan tanda-tanda dan gejala yang khas ketika penyakitnya sudah dalam keadaan cukup parah.

Ciri-ciri dan Gejala Penyakit TBC Paru-paru

Ciri-ciri gejala awal orang yang terkena infeksi penyakit TBC bisa dikenali dari tanda-tanda kondisi pada fisik penderitanya, yaitu salah satunya penderita akan mengalami demam yang tidak terlalu tinggi dan berlangsung lama, deman tsb biasanya dialami pada malam hari disertai dengan keluarnya keringat. Kadang-kadang derita demam disertai dengan influenza yang bersifat timbul sementara kemudian hilang lagi. Berikut ini adalah gejala penyakit TBC paru-paru yang bisa kita kenali sejak dini :
  1. Ketika penderita batuk atau berdahak biasanya disertai keluarnya darah.
  2. Penderita mengalami sesak napas dan nyeri pada bagian dada.
  3. Penderita mengalami deman (meriang panas dingin) lebih dari sebulan
  4. Penderita berkeringan pada waktu malam hari tanpa penyebab yang jelas.
  5. Badan penderita lemah dan lesu
  6. Penderita mengalami penurunan berat badan dikarenakan hilangnya nafsu makan
  7. Urin penderita berubah warna menjadi kemerahan atau keruh. Ciri gejala ini muncul pada kondisi selanjutnya

PENCEGAHAN TUBERCULOSIS

ASTIKA (NHO513010)

Cara Pencegahan TBC Paru dan Menghindari Penularan Penyakit


Cara penularan infeksi kuman (bakteri) tuberkulosis dari seorang yang menderita TBC terhadap oarang lain ditentukan oleh banyaknya jumlah kuman (bakteri) yang bersarang di dalam paru-paru penderita. Sumber penyebaran penularan TBC di udara bisa berasal dari dahak yang berupa doplet yang keluar disaat penderita batuk atau bersin. Banyaknya kuman (bakteri) pada paru-paru penderita penyakit TBC dapat diperiksa dan dilihat melalui mikroskop yaitu pada pemeriksaan dahaknya.
Seperti kata pepatah bahwa “Mencegah lebih baik dari pada mengobati “, pepatah ini juga berlaku dan harus kita garis bawahi dalam upaya pencegahan TBC paru agar kita terhindar dari penularan. Berikut ini adalah tips dan cara hidup sehat untuk mencegah penularan infeksi penyakit TBC paru :

Tindakan pencegahan TBC paru oleh orang yang belum terinfeksi
  1. Selalu berusaha mengurangi kontak dengan penderita TBC paru aktif.
  2. Selalu menjaga standar hidup yang baik, caranya bisa dengan mengkonsumsi nakanan yang bernilai gizi tinggi, menjaga lingkungan selalu sehat baik itu di rumah maupun di tempat kerja (kantor), dan menjaga kebugaran tubuh dengan cara menyempatkan dan meluangkan waktu untuk berolah raga.
  3. Pemberian vaksin BCG, tujuannya untuk mencegah terjadinya kasus infeksi TBC yang lebih berat. Vaksin BCG secara rutin diberikan kepada semua balita.


Tindakan pencegahan TBC paru oleh penderita agar tidak menular
Bagi mereka yang sudah terlanjur menjadi penederita TBC aktif tindakan yang bisa dilakukan adalah menjaga kuman (bakteri) dari diri sendiri. Hal ini biasanya membutuhkan waktu lama sampai beberapa minggu untuk masa pengobatan dengan obat TBC hingga penyakit TBC sudah tidak bersifat menular lagi. Berikut ini adalah beberapa tips dan cara untuk membantu menjaga pencegahan TBC agar infeksi bakteri tidak menular kepada orang-orang di sekitar anda baik itu teman atau keluarga di rumah.
  1. Selama beberapa minggu menjalani pengobatan sebaiknya tidak berpergian ke mana pun baik itu sekolah, tidak melakukan aktifitas di tempat kerja (ngantor), dan tidak tidur sekamar dengan orang lain meskipun keluarga sendiri sebagai usaha pencegahan TBC agar tidak menular.
  2. Sifat dari kuman (bakteri) TBC adalah memiliki kemampuan menyebar lebih mudah di dalam ruangan yang tertutup di mana udara tidak bergerak. Jika ventilasi ruangan untuk sirkulasi udara kurang, bukalah jendela dan nyalakan kipas angin untuk meniupkan udalah dari dalam ke luar ruangan.
  3. Selalu menggunakan masker untuk menutup mulut kapan saja ketika didiagnosis TBC. Hal ini merupakan langkah pencegahan TBC secara efektif dan jangan membuang masker yang sudah tidak dipakai lagi pada tempat yang tepat dan aman dari kemungkinan terjadinya penularan TBC ke lingkungan sekitar.
  4. Jangan meludah di sembarangan tempat, meludah hendaknya pada wadah atau tempat tertentu yang sudah diberi desinfektan atau air sabun.
  5. Menghindari udara dingin dan selalu mengusahakan agar pancaran sinar matahari dan udara segar dapat masuk secukupnya ke ruangan tempat tidur. Usahakan selalu menjemur kasur, bantal, dan tempat tidur terutama di pagi dan di tempat yang tepat.
  6. Tidak melakukan kebiasaan sharing penggunaan barang atau alat. Semua barang yang digunakan penderita TBC harus terpisah dan tidak boleh digunakan oleh orang lain bai itu teman bahkan anak, istri dan keluarga. Perlu dingat dan diperhatikan bahwa meraka yang sudah mengalami terkena penyakit infeksi TBC dan menjadi penderita kemudian diobati dan sembuh kemungkinan bisa terserang infeksi kembali jika tidak melalukan pencegahan TBC dan menjaga kesehatan tubuh.
  7. Mengkonsumsi makanan yang mengandung banyak kadar karbohidrat dan protein tinggi.


Referensi : 
http://www.jepitjemuran.com/bagaimana-cara-pencegahan-tbc-paru-menghindari-penularan-penyakit/

Gejala Penderita TBC



“GEJALA PENDERITA TBC”






Tbc yang lebih dikenal dengan penyebaran virus terhadap sistem pernafasan seseorang yang sedikit demi sedikit menyebar dan berkembang dengan cepat. Penyakit TBC adalah salah satu jenis penyakit infeksi yang bersifat menular biasa menyerang saluran pernafasan atau paru-paru, penyebabnya adalah bakteri Mycobacterium tuberculosis. Di dunia, penyakit TBC merupakan penyakit penyebab kematian kedua setelah HIV/AIDS. Menurut data dari organisasi kesehatan dunia (WHO) pada tahun 2011 diperkirakan terdapat 8,7 orang yang terinfeksi TBC dan ada sekitar 1,4 penderita TBC diantaranya mengalami kematian. Kasus ini 95% lebih banyak terjadi di negara-negara yang berpenghasilan rendah dan menengah.
Menurut data dari BKKBN, penyakit infeksi TBC (Tuberculosis) di Indonesia kasusnya masih sangat tinggi yaitu terdapat 450 ribu kasus TBC setiap tahunnya dan dari jumlah penderita tersebut ada sekitar 65 ribu orang meninggal. Penyakit TBC adalah penyakit penyebab kematian ke-4 setelah stroke, diabetes, dan hipertensi, pada lingkungan kota. Selain itu penyakit TBC di pedesaan merupakan penyakit penyebab kematian ke-2 setelah stroke. Penanggulangan penyakit TBC paru-paru merupakan menjadi tugas bersama dalam upaya penanganan, pengobatan, penyembuhan, dan pencegahan penularan (penyebaran) infeksi bakteri sejak dini agar terhindar dari TBC.
Tbc yang lebih dikenal dengan penyebaran virus terhadap sistem pernafasan seseorang yang sedikit demi sedikit menyebar dan berkembang dengan cepat. Penyakit TBC adalah salah satu jenis penyakit infeksi yang bersifat menular biasa menyerang saluran pernafasan atau paru-paru, penyebabnya adalah bakteri Mycobacterium tuberculosis. Di dunia, penyakit TBC merupakan penyakit penyebab kematian kedua setelah HIV/AIDS. Menurut data dari organisasi kesehatan dunia (WHO) pada tahun 2011 diperkirakan terdapat 8,7 orang yang terinfeksi TBC dan ada sekitar 1,4 penderita TBC diantaranya mengalami kematian. Kasus ini 95% lebih banyak terjadi di negara-negara yang berpenghasilan rendah dan menengah.
Menurut data dari BKKBN, penyakit infeksi TBC (Tuberculosis) di Indonesia kasusnya masih sangat tinggi yaitu terdapat 450 ribu kasus TBC setiap tahunnya dan dari jumlah penderita tersebut ada sekitar 65 ribu orang meninggal. Penyakit TBC adalah penyakit penyebab kematian ke-4 setelah stroke, diabetes, dan hipertensi, pada lingkungan kota. Selain itu penyakit TBC di pedesaan merupakan penyakit penyebab kematian ke-2 setelah stroke. Penanggulangan penyakit TBC paru-paru merupakan menjadi tugas bersama dalam upaya penanganan, pengobatan, penyembuhan, dan pencegahan penularan (penyebaran) infeksi bakteri sejak dini agar terhindar dari TBC.


Ciri-ciri dan Gejala Penyakit TBC Paru-paru
Ciri-ciri gejala awal orang yang terkena infeksi penyakit TBC bisa dikenali dari tanda-tanda kondisi pada fisik penderitanya, yaitu salah satunya penderita akan mengalami demam yang tidak terlalu tinggi dan berlangsung lama, deman tsb biasanya dialami pada malam hari disertai dengan keluarnya keringat. Kadang-kadang derita demam disertai dengan influenza yang bersifat timbul sementara kemudian hilang lagi.
 Berikut ini adalah gejala penyakit TBC paru-paru yang bisa kita kenali sejak dini :
1.    Ketika penderita batuk atau berdahak biasanya disertai keluarnya darah.
2.    Penderita mengalami sesak napas dan nyeri pada bagian dada.
3.    Penderita mengalami deman (meriang panas dingin) lebih dari sebulan
4.    Penderita berkeringan pada waktu malam hari tanpa penyebab yang jelas.
5.    Badan penderita lemah dan lesu
6.    Penderita mengalami penurunan berat badan dikarenakan hilangnya nafsu makan
7.    Urin penderita berubah warna menjadi kemerahan atau keruh. Ciri gejala ini muncul pada kondisi selanjutnya
















DAFTRA PUSTAKA





NAMA                        : FITRI DAHLAN
NIM                 : H0513030
JURUSAN    : DIII FARMASI

TB SEIRING PERKEMBANGAN IPTEK

HASMAYANI (NH0513037)
Ternyata TB dapat Disembuhkan llo !!!

Tahukah teman, meski sekarang kita hidup di era modern, stigma terhadap penderita tuberkulosis (TB) masih kerap kita temukan. Tidak sedikit orang yang menganggap kalau penyakit TB adalah penyakit kutukan sehingga penderitanya harus dijauhi atau diasingkan. Tidak jarang, pengucilan terhadap penderita TB kerap kita dapatkan, bahkan di kalangan orang-orang berpendidikan.



Teman saya pernah bercerita kalau ia sempat tidak diterima oleh salah satu organisasi di kampusnya karena ketika ditanya penyakit apa yang sedang ia derita, dengan jujur ia mengatakan kalau ia menderita TB paru. Teman-temannya juga menghindar karena takut tertular. Padahal, ia selalu mengenakan masker dan tidak lupa menelan obat anti TB (OAT).
Stigma terhadap penderita TB sedikit banyaknya akan berpengaruh pada psikologis mereka. Teman saya pernah ingin menyembunyikan saja penyakitnya dan enggan berobat. Pun demikian dengan orang-orang lain yang mendapat perlakuan serupa. Padahal TB dapat disembuhkan asalkan penderitanya mau berobat selama 6 bulan sampai terbukti tidak ada lagi kuman TB di paru-parunya.
Masalah kembali timbul ketika penderita TB ingin berobat. Asumsi masyarakat akan mahalnya biaya pengobatan membuat mereka terutama dari kalangan menengah ke bawah harus berpikir berkali-kali. Ditambah lagi dengan pengobatannya lama, yaitu 6 bulan. Dari mana biaya bisa mereka dapatkan sedangkan untuk sehari-hari saja mereka kesusahan? Kalau pun memiliki sejumlah dana, pasti biaya berobat selama 6 bulan itu akan menguras habis harta mereka.
Ternyata, asumsi yang selama ini berkembang salah total. Penyakit TB dapat disembuhkan dan biaya berobat TB  gratis.

Yuk Berobat TB! Obat TB Gratis
Jika teman-teman menemukan penderita TB yang ditandai dengan gejala seperti berikut ini :



Segera ajak mereka ke Puskesmas atau RS Pemerintah untuk mendapat penanganan lebih lanjut.
INGAT! Semua biaya pengobatan TB gratis baik di Puskesmas, RS Pemerintah, dan Klinik Swasta yang bekerjasama dengan Pemerintah untuk pemberantasan TB. Pemerintah kita menanggung penuh biaya pengobatan TB. Jadi tidak ada alasan untuk tidak berobat TB.
Biasanya, kalau berobat di Puskesmas, pasien harus mendaftar dulu di tempat pembuatan kartu. Jika tidak memiliki kartu jaminan kesehatan (JKN), petugas akan meminta fotocopy Kartu Keluarga (KK) dan KTP sebagai bukti administrasi.
Setelah pendaftaran selesai, pasien akan diperiksa oleh dokter umum. Dokter akan melakukan wawancara (anamnesis) tentang perjalanan penyakit pasien dan melakukan pemeriksaan fisik. Jika dari anamnesis dan pemeriksaan fisik tersebut mengarah ke TB, dokter akan meminta pasien untuk melakukan pemeriksaan dahak di laboratorium yang juga terdapat di Puskesmas. Pemeriksaan dahak secara mikroskopis merupakan gold standard yang diakui WHO untuk menegakkan diagnosis TB. Di laboratorium, petugas akan memeriksa dahak pasien sebanyak 3 kali yaitu sewaktu, pagi, dan sewaktu (SPS). Pasien dikatakan positif TB paru jika sekurang-kurangnya 2 dari 3 spesimen dahak menunjukkan hasil BTA positif.

TB dapat Diobati
Penyakit TB bukanlah kutukan. TB dapat diobati dan penderitanya harus berobat. Jika pasien minum obat sesuai dengan yang diresepkan dokter, InsyaAllah penyakitnya bisa sembuh dan tidak menular ke orang lain. Ketika penderita TB mau berobat, itu artinya ia juga melindungi keluarga dan orang terdekatnya dari penularan penyakit ini.
Nah, pengobatan penderita TB dibagi menjadi dua tahap yaitu tahap awal (inisiatif) dan tahap lanjutan.



Tahap Awal

  1. Pasien harus minum obat anti TB (OAT) setiap hari selama dua bulan. Jenis obat yang harus diminum  adalah rifampisin, isoniazid, pirazinamid, dan ethambutol. Kini untuk memudahkan pasien, Departemen Kesehatan telah menyediakan obat dalam bentuk fix dose combination (FDC) atau yang dikenal dengan obat kombinasi. Jadi, hanya perlu minum satu tablet yang mengandung 4 jenis obat tersebut setiap harinya.
  2. Kondisi pasien yang sebelumnya menular menjadi tidak menular dalam kurun waktu 2 minggu.
  3. Dilakukan pemeriksaan dahak ulang setelah 2 bulan pengobatan dan sebagian besar pasien BTAnya menjadi negatif. 

Tahap Lanjutan
1. Pasien mendapat jenis obat lebih sedikit yaitu rifampisin dan isoniazid, namun harus diminum dalam jangka waktu 4 bulan. Untuk obat ini juga tersedia dalam bentuk FDC.
2. Pasien tetap harus minum obat pada tahap ini untuk membunuh kuman yang masih bertahan dan mencegah terjadinya kekambuhan.
Kenapa harus berobat selama 6 bulan?
Pengobatan terhadap TB memerlukan waktu yang lama karena Mycobacterium tuberculosis sifatnya sangat kuat. Dibutuhkan waktu 6 bulan untuk membasmi semua bakteri TB. Mungkin pasien akan merasaka “baikan” setelah beberapa minggu perawatan. Namun, be aware! Bakteri TB masih ada di tubuh penderita. Oleh karena itu, orang yang didiagnosis TB harus minum obat selama 6 bulan meskipun gejala khas TB sudah tidak dikeluhkan lagi.
Jika pasien tidak minum OAT secara teratur, hal ini justru dapat membahayakan jiwa. Bakteri TB akan berkembang semakin banyak dan penyakit pasien akan semakin parah. Tak jarang, akibat ketidakdisiplinan minum obat, bakteri TB menjadi resisten terhadap pengobatan sebelumnya atau yang dikenal dengan multidrug resistant TB (MDR TB). Ketika bakterinya resisten, penderita TB akan menularkan kembali penyakitnya untuk keluarga yang tinggal serumah, teman dekat, atau siapa saja yang menghabiskan waktu dengannya.
Jadi, agar penyakit TB sembuh, minumlah OAT sesuai dengan saran dokter atau perawat.
Tips agar tidak lupa minum OAT
  • Pasien bisa berpartisipasi dalam program directly observed treatment short-course (DOTS) yang ada di Puskesmas. Jadi, setiap kali minum obat, pasien akan diawasi oleh petugas khusus (PMO).
  • Minum obat diwaktu yang sama setiap hari, misalnya setelah makan pagi.
  • Minta tolong anggota keluarga lainnya untuk mengingatkan pasien minum obat.
  • Catat setiap hari di kalender berapa lama pasien sudah minum obat.
  • Letakkan obat di tempat yang aman dan mudah dijangkau. Hindari dari jangkauan anak-anak.
Kuman TB ditularkan lewat percikan dahak yang disebarkan lewat udara. Agar kuman TB tidak menular ke orang lain, pasien TB hendaknya :
  • Minum obat secara teratur
  • Tutup mulut setiap kali batuk atau bersin
  • Buang tissue yang ditelah digunakan ke dalam tong sampah
  • Jangan membuang dahak sembarangan
  • Makan yang teratur dan tidur yang cukup
  • Stop merokok
  • Tetap lanjutkan aktivitas sehari-hari sesuai dengan kemampuan dan gunakan masker.
Penyakit TB dapat disembuhkan dan biaya pengobatannya juga gratis asalkan penderita TB mau minum obat secara teratur dan mematuhi nasihat dokter atau petugas kesehatan lainnya. Ketika seseorang sembuh dari TB, kesembuhan itu tidak hanya miliknya sendiri tetapi juga milik orang-orang di sekitarnya.[]

Referensi tulisan
1. www.tbindonesia.or.id
2. www.stoptbindonesia.org
3.www.globaltb.njms.rutgers.edu/tbfaq-tbdisease.htm
4. www.depkes.go.id


  
BY : HASMAYANI (NH0513037)