Senin, 24 November 2014

TB SEIRING PERKEMBANGAN IPTEK

HASMAYANI (NH0513037)
Ternyata TB dapat Disembuhkan llo !!!

Tahukah teman, meski sekarang kita hidup di era modern, stigma terhadap penderita tuberkulosis (TB) masih kerap kita temukan. Tidak sedikit orang yang menganggap kalau penyakit TB adalah penyakit kutukan sehingga penderitanya harus dijauhi atau diasingkan. Tidak jarang, pengucilan terhadap penderita TB kerap kita dapatkan, bahkan di kalangan orang-orang berpendidikan.



Teman saya pernah bercerita kalau ia sempat tidak diterima oleh salah satu organisasi di kampusnya karena ketika ditanya penyakit apa yang sedang ia derita, dengan jujur ia mengatakan kalau ia menderita TB paru. Teman-temannya juga menghindar karena takut tertular. Padahal, ia selalu mengenakan masker dan tidak lupa menelan obat anti TB (OAT).
Stigma terhadap penderita TB sedikit banyaknya akan berpengaruh pada psikologis mereka. Teman saya pernah ingin menyembunyikan saja penyakitnya dan enggan berobat. Pun demikian dengan orang-orang lain yang mendapat perlakuan serupa. Padahal TB dapat disembuhkan asalkan penderitanya mau berobat selama 6 bulan sampai terbukti tidak ada lagi kuman TB di paru-parunya.
Masalah kembali timbul ketika penderita TB ingin berobat. Asumsi masyarakat akan mahalnya biaya pengobatan membuat mereka terutama dari kalangan menengah ke bawah harus berpikir berkali-kali. Ditambah lagi dengan pengobatannya lama, yaitu 6 bulan. Dari mana biaya bisa mereka dapatkan sedangkan untuk sehari-hari saja mereka kesusahan? Kalau pun memiliki sejumlah dana, pasti biaya berobat selama 6 bulan itu akan menguras habis harta mereka.
Ternyata, asumsi yang selama ini berkembang salah total. Penyakit TB dapat disembuhkan dan biaya berobat TB  gratis.

Yuk Berobat TB! Obat TB Gratis
Jika teman-teman menemukan penderita TB yang ditandai dengan gejala seperti berikut ini :



Segera ajak mereka ke Puskesmas atau RS Pemerintah untuk mendapat penanganan lebih lanjut.
INGAT! Semua biaya pengobatan TB gratis baik di Puskesmas, RS Pemerintah, dan Klinik Swasta yang bekerjasama dengan Pemerintah untuk pemberantasan TB. Pemerintah kita menanggung penuh biaya pengobatan TB. Jadi tidak ada alasan untuk tidak berobat TB.
Biasanya, kalau berobat di Puskesmas, pasien harus mendaftar dulu di tempat pembuatan kartu. Jika tidak memiliki kartu jaminan kesehatan (JKN), petugas akan meminta fotocopy Kartu Keluarga (KK) dan KTP sebagai bukti administrasi.
Setelah pendaftaran selesai, pasien akan diperiksa oleh dokter umum. Dokter akan melakukan wawancara (anamnesis) tentang perjalanan penyakit pasien dan melakukan pemeriksaan fisik. Jika dari anamnesis dan pemeriksaan fisik tersebut mengarah ke TB, dokter akan meminta pasien untuk melakukan pemeriksaan dahak di laboratorium yang juga terdapat di Puskesmas. Pemeriksaan dahak secara mikroskopis merupakan gold standard yang diakui WHO untuk menegakkan diagnosis TB. Di laboratorium, petugas akan memeriksa dahak pasien sebanyak 3 kali yaitu sewaktu, pagi, dan sewaktu (SPS). Pasien dikatakan positif TB paru jika sekurang-kurangnya 2 dari 3 spesimen dahak menunjukkan hasil BTA positif.

TB dapat Diobati
Penyakit TB bukanlah kutukan. TB dapat diobati dan penderitanya harus berobat. Jika pasien minum obat sesuai dengan yang diresepkan dokter, InsyaAllah penyakitnya bisa sembuh dan tidak menular ke orang lain. Ketika penderita TB mau berobat, itu artinya ia juga melindungi keluarga dan orang terdekatnya dari penularan penyakit ini.
Nah, pengobatan penderita TB dibagi menjadi dua tahap yaitu tahap awal (inisiatif) dan tahap lanjutan.



Tahap Awal

  1. Pasien harus minum obat anti TB (OAT) setiap hari selama dua bulan. Jenis obat yang harus diminum  adalah rifampisin, isoniazid, pirazinamid, dan ethambutol. Kini untuk memudahkan pasien, Departemen Kesehatan telah menyediakan obat dalam bentuk fix dose combination (FDC) atau yang dikenal dengan obat kombinasi. Jadi, hanya perlu minum satu tablet yang mengandung 4 jenis obat tersebut setiap harinya.
  2. Kondisi pasien yang sebelumnya menular menjadi tidak menular dalam kurun waktu 2 minggu.
  3. Dilakukan pemeriksaan dahak ulang setelah 2 bulan pengobatan dan sebagian besar pasien BTAnya menjadi negatif. 

Tahap Lanjutan
1. Pasien mendapat jenis obat lebih sedikit yaitu rifampisin dan isoniazid, namun harus diminum dalam jangka waktu 4 bulan. Untuk obat ini juga tersedia dalam bentuk FDC.
2. Pasien tetap harus minum obat pada tahap ini untuk membunuh kuman yang masih bertahan dan mencegah terjadinya kekambuhan.
Kenapa harus berobat selama 6 bulan?
Pengobatan terhadap TB memerlukan waktu yang lama karena Mycobacterium tuberculosis sifatnya sangat kuat. Dibutuhkan waktu 6 bulan untuk membasmi semua bakteri TB. Mungkin pasien akan merasaka “baikan” setelah beberapa minggu perawatan. Namun, be aware! Bakteri TB masih ada di tubuh penderita. Oleh karena itu, orang yang didiagnosis TB harus minum obat selama 6 bulan meskipun gejala khas TB sudah tidak dikeluhkan lagi.
Jika pasien tidak minum OAT secara teratur, hal ini justru dapat membahayakan jiwa. Bakteri TB akan berkembang semakin banyak dan penyakit pasien akan semakin parah. Tak jarang, akibat ketidakdisiplinan minum obat, bakteri TB menjadi resisten terhadap pengobatan sebelumnya atau yang dikenal dengan multidrug resistant TB (MDR TB). Ketika bakterinya resisten, penderita TB akan menularkan kembali penyakitnya untuk keluarga yang tinggal serumah, teman dekat, atau siapa saja yang menghabiskan waktu dengannya.
Jadi, agar penyakit TB sembuh, minumlah OAT sesuai dengan saran dokter atau perawat.
Tips agar tidak lupa minum OAT
  • Pasien bisa berpartisipasi dalam program directly observed treatment short-course (DOTS) yang ada di Puskesmas. Jadi, setiap kali minum obat, pasien akan diawasi oleh petugas khusus (PMO).
  • Minum obat diwaktu yang sama setiap hari, misalnya setelah makan pagi.
  • Minta tolong anggota keluarga lainnya untuk mengingatkan pasien minum obat.
  • Catat setiap hari di kalender berapa lama pasien sudah minum obat.
  • Letakkan obat di tempat yang aman dan mudah dijangkau. Hindari dari jangkauan anak-anak.
Kuman TB ditularkan lewat percikan dahak yang disebarkan lewat udara. Agar kuman TB tidak menular ke orang lain, pasien TB hendaknya :
  • Minum obat secara teratur
  • Tutup mulut setiap kali batuk atau bersin
  • Buang tissue yang ditelah digunakan ke dalam tong sampah
  • Jangan membuang dahak sembarangan
  • Makan yang teratur dan tidur yang cukup
  • Stop merokok
  • Tetap lanjutkan aktivitas sehari-hari sesuai dengan kemampuan dan gunakan masker.
Penyakit TB dapat disembuhkan dan biaya pengobatannya juga gratis asalkan penderita TB mau minum obat secara teratur dan mematuhi nasihat dokter atau petugas kesehatan lainnya. Ketika seseorang sembuh dari TB, kesembuhan itu tidak hanya miliknya sendiri tetapi juga milik orang-orang di sekitarnya.[]

Referensi tulisan
1. www.tbindonesia.or.id
2. www.stoptbindonesia.org
3.www.globaltb.njms.rutgers.edu/tbfaq-tbdisease.htm
4. www.depkes.go.id


  
BY : HASMAYANI (NH0513037)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar